MEANING OF LIFE, JOURNEY, TRAVELLING AND HAPPINESS

Sabtu, 31 Maret 2018

Apresiasi - Pertarungan - Mereka

Hasil gambar untuk over thinking
foto : google


Apresiasi
“Lalu apa yang sedang dicari? Mengapa sampai sebegitunya kau menyakiti diri sendiri. Untuk apa? Untuk terlihat hebat di mata orang lain?” Menurutku, pada dasarnya sifat alamiah manusia ingin merasa di hargai/di apresiasi oleh sekitar. Apalagi dengan maraknya media sosial saat ini. Media sosial dijadikan tempat untuk aktualisasi diri, platform menyombongkan diri pada dunia maya bahwa ‘ini gue bisa’ atau ‘ini loh gue udah kesini’ dan lainnya. Menurut Abraham Maslow pun tingkat kebutuhan dasar manusia ada 5, dan di tingkat ke 4 yaitu manusia ingin merasa dihargai/diapresiasi. Hanya takar nya itu jangan berlebihan. Coba deh kaji lebih dalam lagi, kamu hidup untuk apa? Atau untuk apa aku hidup? Seseorang pernah berkata “emang kenapa kamu ingin mendefinisikan hidup? Ilmuwan aja ga ada tuh yang mendefinisikan hidup itu apa?” pertanyaan sulit. Balik lagi ke sisi apresiasi. Jujur pada diri sendiri aja sulit, apalagi jujur sama sekitar. “Engga kok, aku ngelakuin inimurni karena sosial, tapi masih ku posting di media sosial karena ingin menginspirasi saja” inspirasi dijadikan alasan yang sangat pas bagi mereka dan mungkin aku? Haha. Jadi, masih adakah orang yang menjalani hidup tanpa ingin rasa dihargai/diapresiasi sedikitpun?


Pertarungan
Jeda ini membuatku bingung. Memilih jujur pada diri sendiri atau omongan negatif dari sekitar. Berani mengejar mimpi atau bersyukur atas realita yang ada. Melupakan masalah lewat senyuman atau menyelesaikan masalah meski berdarah darah. Idealis atau realistis. Berdiri di kaki sendiri atau support dari orang lain. Optimis dengan apa yang dimiliki atau bersahabat dengan rasa kecewa. Berani ambil resiko untuk hidup lebih baik atau menjadi budak atas drama hidup yang sedang terjadi. Ber-simpati atau ikut ber-empati. Dan masih banyak lagi. Untuk siapa diri ini bertarung habis habisan? Untuk apa diri ini memikirkan banyak pertanyaan yang tidak ada jawabannya Apa yang sedang di raih? Apa yang ingin dikejar? Siapa nantinya yang akan menjadi wasit atas pertarungan yang sedang diri ini mulai tanpa tau finishnya dimana. Bukan kah itu hal yang melelahkan, kawan?


Mereka
Kadang aku iri kepada mereka. Mereka yang dengan santainya menyikap setiap kondisi kehidupan dengan lelucon. Berpikir hidup untuk hari ini. Hanya hari ini. Tak perlu punya rasa khawatir berlebih untuk esok hari. Dulu, orang seperti itu ku maki habis habisan. Tidak punya masa depan. Tidak mau usaha. Pasrah saja sama takdir hidup yang ada. Bahwa sebenernya manusia berhak mendapatkan kehidupan yang lebih baik, asalkan usaha! Itu prinsipku terdahulu. Disana aku lupa, bahwa usaha berdekatan dengan rasa gagal. Rasa kecewa. Makin tinggi ekpetasi dalam pikiranmu, makin tinggi kau akan merasa kecewa. Makin besar cintamu kepada seseorang, makin besar juga rasa sakit yang akan kau dapatkan. Itu hukum alam. Lalu, pada siapa diri ini menanyakan perihal eksistensi diri ini bagaimana. Lelah sekali terus berpikir hal yang tidak pasti. Banyak berpikir ternyata tidak buat kamu hebat. Tidak buat kamu ‘selesai’. Tidak buat kamu lebih baik. Aku ingin seperti mereka, mereka yang dulu sempat aku sindir habis habisan. Mereka yang tetap merasa damai dan tenang di hatinya meski  hidup tidak selalu berjalan sesuai harapan.


Read More

Selasa, 20 Maret 2018

Ikut Andil Mengapresiasi Pengrajin Lokal Bersama Qlapa :)

Hasil gambar untuk qlapa.com
photo : qlapa.com

INDONESIA. Ada 17 ribu pulau di Indonesia dengan lautan luas yang menakjubkan baik dilihat dari atas atau bawah sekalipun. Ada lebih dari 300 suku yang tersebar di Indonesia berikut dengan bahasa dan budaya yang beragam. Dan semua yang ada disana menjadikan Indonesia memiliki ciri khas tersendiri yang tidak dimilki negara lain. Makannya tidak heran banyak turis mancanegara berlomba-lomba untuk datang ke Indonesia bahkan investasi dalam sektor pariwisata disini. Pariwisata di Indonesia memang saat ini ‘sedang diatas angin’ dan ini harusnya jadi peluang usaha dalam sektor apapun untuk memajukan Indonesia. Misalnya seperti ikut mempormosikan wisata di Indonesia (khususnya di daerah terpencil yang belum diketahui), membuka usaha resort atau restoran di daerah wisata dan memperkerjakan masyarakat lokal disana sehingga menekan angka pengangguran atau mengurangi urbanisasi. Atau ada yang paling mudah ialah memberikan apresiasi kepada pelaku usaha di Indonesia yang menjual barang barang handmade khas Indonesia. Bagaimana cara mengapresiasinya? Bukan hanya dengan memuji di media sosial masing masing, akan tetapi ikut membeli dan mempromosikan kepada dunia bahwa Indonesia memiliki banyak pengrajin lokal berkualitas yang tidak kalah dengan negara lain.

Hal ini menjadi fokus utama mengingat sekarang ini banyak barang dari luar negri yang masuk ke Indonesia lalu dijual dengan harga miring. Semua seakan berlomba lomba untuk menjual barang yang sama dengan harga serendah mungkin dan hal ini berhasil menarik perhatian kebanyakan masyarakat Indonesia. Lalu seolah olah kita dibuat ‘lupa sejenak’ bahwa di Indonesia juga banyak barang barang berkualitas tinggi yang tidak kalah keren dengan merek luar. Bahwa dengan membeli produk lokal juga berarti turut memberikan ‘penghasilan’ bagi para pengrajin lokal. Bukan hanya dari sisi materi akan tetapi ikut support secara non materi kepada para pengrajin lokal untuk terus berkarya atas nama Indonesia melalui barang buatannya. Selain itu, dengan cara mempromoikan barang handmade Indonesia berarti kamu ikut andil dalam melestarikan kearifan lokal yang ada. Bukankah itu hal mudah untuk dilakukan, kawan? Apalagi di era digitalisasi seperti ini. Sudah terlalu banyak orang yang memamerkan barang merek luar harga selangit di media sosial dan bangga didalamnya. Sudah terlalu banyak juga orang yang tidak mengetahui bahwa Indonesia juga memiliki banyak pengrajin lokal kualitas tinggi yang tidak kalah bersaing dengan produk luar negeri. Yuk, cintai produk lokal Indonesia. Apapun itu barangnya dan merasa bangga didalamnya.

Nah bagaimana sih cara menemukan barang barang handmade khas Indonesia? Misal jaket kulit khas Garut, batik khas Pekalongan atau kain tenun khas Sumba. Apa perlu kita kesana untuk membeli barang barang tersebut? Belum lagi jika sudah sampai sana, apa bisa kita segera bertemu dengan pengrajin lokal yang benar benar membuat barangnya sendiri? Jika memang seperti itu, rasa rasanya perlu cost tambahan hanya untuk membeli satu produk handmade khas Indonesia.  “Yaudah beli online aja, udah ga zaman kali sekarang beli sesuatu langsung ke lokasi. Lama dan ribet” Memang sih saat ini marak sekali marketplace yang menjual beragam barang secara online. Baik barang dari dalam bahkan luar negeri sekalipun. “Lalu apa ada marketplace khusus barang handmade?” Biasanya para pengrajin lokal di Indonesia memang masih sangat tradisional dalam memasarkan barangnya. Dan hal ini menjadi sangat wajar bagi kita (konsumen) yang merasa kesulitan dalam menemukan barang handmade asli pengrajin dengan kualitas terbaik di Indonesia. Sehingga akhirnya kembali membeli produk luar yang ada di banyak marketplace Indonesia.

Qlapa.com seolah menjadi solusi dan jawaban dari pertanyaan pertanyaan tersebut. Solusi bagi para pengrajin lokal yang bingung mempromosikan barang hasil buatannya kemana. Qlapa.com bisa dijadikan ‘wadah’ bagi para pengrajin lokal memajangkan hasil karya nya secara online yang dapat dilihat dunia. Qlapa.com juga bisa dijadikan jawaban dari banyak pertayaan orang orang yang ingin membeli barang handmade khas Indonesia dengan mudah dan nyaman. Bisa dibilang, rumahnya produk handmade Indonesia ya Qlapa.com. Ada ribuan produk handmade khas Indonesia yang sudah dipastikan berkualitas, karena pastinya tidak sembarangan bisa menjual produk disana. Ada beragam kategori yang dijual seperti aksesoris, pakaian, kecantikan hingga yang paling terbaru ialah makanan. Bukan hanya tentang mencari produk handmade, membeli, membayar dan selesai. Akan tetapi lebih dalam dari itu, yaitu ikut mengapresiasi para pengrajin lokal yang ada di Indonesia dan membawanya ke ranah Internasional.  Menunjukkan kepada dunia, bahwa Indonesia memang keren sebagaimana seharusnya. Hanya belum banyak saja yang mengetahui dan menyadarinya. Tidak banyak pelaku usaha di Indonesia yang memberikan perhatiannya kepada para pengrajin lokal atau mengangkat kearifan lokal Indonesia. Terimakasih Qlapa.com sudah menginspirasi dan benar benar menjadi rumah produk handmade Indonesia. Mari cintai produk lokal bersama Qlapa.com :)



Bogor, 20 Maret 2018

Read More

Minggu, 11 Maret 2018

Terinspirasi di #KelasInspirasiBandung6

"Ibu aku atuh Bu yang kedepan, masa si eta wae?"

"Ah si Ibu mah licik"

"Ibu mau ke air, mau pipis ga kuat" (sambil berdiri di depan pintu)

"Ibu ini sebentar lagi udah jam istirahat, pas jarum jam nya ke angka 6 pas Bu"

"Ibu ada tamu, ada yang ketok pintu tuh" 

Padahal si anak ketok ketok bawah meja nya sendiri, terus aku malah percaya sama keberadaan suara tersebut dan jalan nyamperin pintu lalu buka pintunya. Taunya, zonk gak ada siapa siapa. Si anak itu dan gengnya ketawa puas di dalem kelas. Kamu gak boleh BAPER langsung fokus kemateri selanjutnya, disana lah serunya mengajar anak sekolah dasar di Kelas Inspirasi :p









Kelas Inspirasi Bandung. Dari sanalah aku bisa merasakan pengalaman dan pembelajaran berharga. Ada yang tau apa itu Kelas Inspirasi? Semacam suatu komunitas non money-oriented (turunan dari Indonesia Mengajar) yang bertujuan untuk mengenal kan beragam profesi kepada anak anak SD di seluruh wilayah Indonesia khususnya di daerah. Bahwasanya profesi tidak hanya menajdi dokter atau polisi, ada banyak profesi lain (bahkan ada yang baru aku tahu kemarin) sehingga anak anak bisa dengan percaya dirinya mewujudkan apapun cita citanya. Lebih luas pemikirannya. Saat ini Kelas Insprasi sudah ada di puluhan kota yang tersebar di Indonesia. Informasi lebih lanjut bisa cek website resmi Kelas Inspirasi Bandung :)

Aku pernah dua kali daftar Indonesia Mengajar dan selalu gagal di tahap awal. Dua kali daftar Kelas Inspirasi Bandung dan baru tahun ini lolos. Sedikit cerita, pas daftar Kelas Inspirasi Bandung 6 ini bener bener cuman iseng, ga expect lolos karena aku sudah biasa dihadapkan dengan penolakan hehe. Dan ternyata di hari H pengumuman, pas cek website ada nama aku Nurul Nuraini Qolbiah as customer experience. Yeay!! Langsung ajuin cuti di tanggal 27 dan 28 Februari nya :)

Tanggal 11 Februari 2018 briefing di Gedung Serba Guna Balai Kota Bandung. Bertatap muka langsung dengan panitia dan relawan lain yang lolos. Karena tidak ada batasan usia, relawan yang hadir beragam. Sampai Bapak Bapak dan Ibu Ibu gamau kalah sama anak muda untuk ikut ambil bagian dalam KI Bandung 6 ini. Saat itu juga kali pertama bertatap muka dengan teman kelompok. Tidak ada satupun yang aku kenal. Aku kebagian di kelompok 1 dengan jumlan relawan 32 orang (kalo ga salah). Dan didampingi oleh satu orang pendamping dari panitia KI yang sebelumnya sudah berpengalaman mengikuti KI di Bandung atau di kota lainnya. Kelompok aku merupakan kelompok kedua terbesar di KI Bandung 6 karena siswa SD yang akan kami kunjungi berjumlah 500 siswa lebih. SDN Jambudipa 1 daerah Cisarua, Lembang adalah nama sekolahnya. Kita bertukan nomor whatsapp dan dibuat lah grup whatsapp.

Dalam diskusi kelompok, aku belajar untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan apapun. Bayangkan saja, dari 32 orang tersebut tidak ada yang saling kenal sebelumnya namun kita dituntut untuk bisa membuat konsep dan menyiapkan acara sendiri. Tanpa bantuan dana, jarak yang berjauhan dan latar belakang profesi yang beragam. Saat itu aku memutuskan untuk ikut ambil bagian menjadi tim inti. Kita selalu mengadakan diskusi di grup whatsapp di jam 8 atau jam 9 malam diatas jam kerja pastinya. Namanya virtual meet up. Semua ikut ambil bagian untuk keberlangsungan acara seperti bikin konsep acara opening closing, bantuan materi tanpa paksaan, design banner sampai persiapan logistik lainnya. Kita di kasih waktu kurang dari 3 minggu untuk menyiakan semuanya. Rasanya gimana? Puyeng mamen!! Harus bisa atur waktu saat kerja dan prepare acara sekaligus prepare materi ngajar nanti bagaimana. Tapi satu hal insight yang aku dapat selama persiapan itu, tidak ada satu orang pun diantara kami yang saling menyalahkan atau mengeluh karena 'kerja' paling banyak. Tidak ada drama. Tidak ada terselip kepentingan personal atau ingin terlihat 'show up'. Kenapa? Mungkin kita semua terpilih menjadi relawan karena memang tulus ingin mengajar, ingin berkontribusi untuk pendidikan anak bangsa atau ingin bermanfaat untuk sesama. Aku berani bilang, alam semesta sudah mempertemukan orang orang itu dalam satu frekuensi tanpa kita sadari




Hari Inspirasi 28 Februari 2018

Mungkin tanggal tersebut bakalan terus terkenang di otakku dengan segudang memori, rasa dan bahagia didalamnya. Aku mengajar di 4 kelas. Kelas 1, 3, 5 dan 6. Dan masing masing kelas aku punya pendekatan mengajar yang berbeda. Misal untuk anak kelas 1, pasti aku lebih banyak ajak mereka untuk bernyanyi atau main games. Jangan gunakan 'bahasa yang sesungguhnya' ke mereka, apalagi dengan istilah bahasa inggris pasti sulit dimengerti. Harus pintar bikin analogi dan menyambungkan ke profesi kita. Sulit kah? Disitu tantangan nya dan aku sangat menikmati setiap prosesnya.

Berbeda dengan anak kelas 3. Aku benar benar merasa kesulitan. Semua anak aktif dan berebut ingin menjawab pertanyaan dariku. Jadi anak anak yang terpilih untuk menjawab pertanyaan jadi pada pundung (ngambek) contohnya kaya kalimat diawal tadi. Mengajar anak SD punya tantangan sendiri bagaimana materi dan cara mengajar kita harus menarik perhatian mereka. Nah ini nih bahan mengajar yang aku siapkan di H-1, inilah hasilnya! Dipakai untuk membantu ku mengajar nanti. Sambil cari beragam macam tepuk untuk ice breaking saat ngajar. Tepuk semangat, tepuk hebat (untuk mengapresiasi), tepuk diam dan tepuk lainnya.









Di setiap kelas, sebelum memulai aku pasti memberikan arahan kepada mereka untuk secara bersamaan berteriak menyebutkan mimpi atau cita cita yang ingin dicapai. Misal,"Ayo kelas 3B apa cita-cita mu? Kita beteriak bersama ya. Ucapkan dengan suara keras, sekeras usaha kita untuk mewujudkan mimpi itu!! 1, 2, 3 aku mau menjadi......." Lalu aku mengatakan bahwa yang tadi sudah kita lakukan bersama adalah deklarasi pada diri sendiri apa mimpi kita. Orang orang di sekeliling kita tidak mengetahui apa mimpi kita itu. Tapi percaya, Tuhan diatas sana pasti mendengar dan jika kita bersungguh sungguh insyaAllah diwujudkan menjadi nyata.

Ingat ya, goals dari hari itu bukan seberapa paham anak anak SD tentang profesi kita, bukan ajang pamer profesi atau nunjukin profesi gue yang paling hebat dari yang lain. Bukan. Yang paling penting, apapun cita citanya jadilah orang baik dan bermanfaat. Bukan begitu peran kita dalam mendidik? Tidak memaksakan atau menggiring suatu opini kepada mereka.

Kami pun memilki tagline untuk anak anak SDN Jambudipa 1 plus dengan gerakannya. "Jambudipa!! Giat belajar, meraih mimpi, setinggi angkasa" itu jadi tagline yang menstimulus bahwa siapapun, dengan kondisi apapun berhak mempunyai mimpi setinggi angkasa. Dan menurutku, itu sebenarnya point utama yang ingin disampaikan di Kelas Inspirasi :)












Jam 11 siang semua anak dikumpulkan di lapangan. Semua berkumpul sambil nyanyi dan menari bersama. Setiap anak diberi kain selendang dengan masing masing warna yang berbeda dan diikat di tangan sebelah kanan. Jadi ketika tangan mereka diangkat keatas akan timbul paduan warna yang menawan jika dilihat dari atas. Aku pun menjadi MC bareng Teh Novi di acara opening dan closing hari itu. Meski suara hampir habis, muka kucel dan kerudung udah mulai ga kece tapi saat closing itu tuh beneran epic banget. Puncaknya. Titik tertingginya. Semua anak, relawan bahkan guru ikut menari dan menyanyi bersama. Energi positif mengalir luar biasa siang itu dan aku bener bener merasakannya. Jadi flashback apa yang sudah kita siapkan dari hati di 3 minggu terakhir berbuah manis. Senyum bahagia terlihat tanpa ragu untuk ditutupi. Semua teriak bersama seolah tidak ada beban hidup. Life at the moment. "Jambudipa!! Giat belajar, meraih mimpi, setinggi angkasa" Itu sangat berharga dan tidak bisa dibayar :)))

Kamu tau, selesai acara ada beberapa siswa yang tidak pulang dulu lalu meminta tanda tangan kami di sebuah kertas kosong. Lucu ya? Padahal aku ini siapa? Haha masih jauh dari kata sukses. Bukan hanya siswa, pihak sekolah pun tak kalah memberikan apresiasi kepada kami. Kami disuguhi makan siang khas sana (ada lalab+sambel). Dan sangat enaaaakkkk!! Belum lagi cemilan khasnya seperti jamur crispy dan susu murninya. Selesai makan siang, kita berbincang bersama dengan kepala sekolah dan guru gurunya. Kami saling memberikan apresiasi, terlebih aku yang merasa guru SD benar benar keren dan hebat. Dengan situasi kelas yang sulit dikontrol tapi mereka tetep sabar dan tetap terus mendidik sebagaimana mestinya. Guru, digugu dan ditiru. Bekerja dengan gajih yang jauh dari kata mewah, tapi adakah yang peduli bahwa profesi mereka memberikan dampak luar biasa bagi kehidupan setiap anak bahkan negara Indonesia kedepannya.

























Setelah itu kami semua menju pendopo daerah Alun Alun Bandung, karena disana akan diadakan refleksi. Semua relawan dari setiap SD berkumpul disana. Me-refleksikan diri, apa yang sudah didapat di hari itu? Apa yang sedang kita lakukan? Untuk apa cuti kita dipakai satu hari ini? Apakah sia sia atau bahkan bermakna dalam? Diputar lah lagu Indonesia Raya dan kita bernyanyi bersama. Saat itu, iya saat itu mataku sudah dipenuhi air mata. Aku terharu. Rasa lebih dominan saat itu dan aku membiarkannya tanpa perlu otak melarang ini itu. Indonesia masih ada harapan untuk lebih maju dari sekarang, bahwa apa yang sudah dilakukan hari ini tidak sia-sia, bahwa lelah kita hari ini akan jadi inspirasi bagi anak anak. Mereka calon penerus bangsa. Makin lagu Indonesia diputar, makin aku merasa belum berkontribusi banyak untuk negeri ini :(

Setelah sharing, kami diberi postcard yang kami tulis sendiri. Isinya ucapan terimakasih kepada relawan yang sudah terlibat hari ini. Kita beri kepada orang yang tidak kita kenal sebelumnya sambil bilang "Terimakasih atas hari ini, kamu sudah menginspirasi". Aku bertukaran postcard dengan perempuan bernama Dwi, entah dari kelompok mana aku tidak kenal. Saat memberikan postcard, mata kami saling beradu. Saat saling mengucapkan terimakasih entah kenapa aku ingin menangis, lalu langsung ku minta berpelukan dengannya. Mungkin aku cengeng? Aku tidak tau. Tapi rasanya seperti, ah pokonya sulit dijelaskan. Itu adalah salah satu moment yang gabisa aku lupain di hari itu. 

Kelas Inspirasi. Semoga bukan hanya selebrasi atau ajang pamer kontribusi. Bukan hanya ajang pencarian jati diri akan tetapi meraskan hal terdalam yang tak biasa dengan diri sendiri. Sesuai namanya, hari inspirasi. Dimana aku menginspirasi dan terinspirasi secara bersamaan. Terimakasih, kelas inspirasi.


















Ini dia contoh video saat Hari Inspirasi :

Tagline Jambudipa "Meraih Mimpi, Setinggi Angkasa"



Tepuk Semangat :D



Salah satu tepuk apresiasi bagi siswa yang berani ke depan/jawab pertanyaan
Tepuk Kece :p

Disini Senang Disana Senang...


Pake drone


Saat closing meneriakan cita cita bersamaan



Video by Relawan Videographer Putri Zahra Chairunnisa



Semoga menginspirasi! Sampai berjumpa di cerita KI selanjutnya :)


Bandung, 9 Maret 2018


Foto diambil oleh para relawan photographer kelompok 1 yaitu :
- Kang Wisnu (@wraditya)
- Teh Icha (@adithamaixora)
- Kang Zaka (@zak4pramadhan)
- Relawan lain dari ponsel pribadinya

Read More

Total Tayangan Halaman

NungaNungseu. Diberdayakan oleh Blogger.