MEANING OF LIFE, JOURNEY, TRAVELLING AND HAPPINESS

Senin, 29 Mei 2017

"Yang Penting Yakin Dulu" :)

Hasil gambar untuk percaya
foto : google

"Kalo kamu ga yakin sama apa yang akan dilakukan hari ini, itu sama aja (secara tidak langsung) kamu sudah menciptakan hasilnya. Ingat, kamu adalah apa yang kamu pikirkan"

Keyakinan adalah sesuatu yang sangat penting sebelum melakukan sesuatu. Tanpa keyakinan, setiap langkah yang akan dilalui pasti terasa berat dan sulit.  Ragu ragu bukan pemicu keberhasilan. Temanku pernah berkata "lebih baik tidak usah dilakukan kalo memang gak yakin". Dan aku setuju. Untuk menumbuhkan keyakinan yang kuat juga tidak mudah, banyak rintangannya. Apalagi segala hal hal berbau negatif (ragu-ragu, pesimis, tidak percaya diri, dll) yang semua datangnya dari diri sendiri. Aku biasa menyebutnya dengan "mental block". Mental block itu seperti gunung es yang teramat sangat tinggi yang berada pada diri sendiri. Bagaimana cara menghancurkan mental block? Apakah sulit? Menurutku, tidak sulit dan tidak mudah juga. Tergangung konsistensi dan komitmen untuk berubah. Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara mengubah sudut pandang akan segala hal menjadi positif. Di awal akan terasa sulit, namun sedikit demi sedikit pasti bisa. Bukankah sekeras batu pun akan luluh jika terus ditetesi air?

Prinsipku: jika untuk hal hal yang benar-benar aku inginkan, aku selalu bilang pada diri sendiri "yang penting yakin dulu". Masalah berhasil atau tidaknya itu urusan belakangan, yang pasti aku sudah pernah mencoba sekali dalam seumur hidup dan telah berusaha semampuku. Agak esktrim sih ya? Tapi worth it kok! Contoh prinsip yang aku uji dalam kisah nyata dalam perjalanan hidup aku, seperti : "nekad casting presenter TV acara travelling dari Bandung ke Jakarta sendiri (tanpa ada yang dikenal)", "nekad ke Pare, untuk belajar bahasa inggris" atau "nekad bikin bisnis gelang handmade dengan brand sendiri". Semuanya bermodal "yang penting yakin dulu". Dan alhamdulillah, semua dilalui dengan sangat enjoy dan tidak ada hal buruk setelahnya.

Yakin dan percaya, jika aku bersungguh-sungguh menginginkan sesuatu dan memusatkan seluruh energi yang aku punya untuk itu, maka alam semesta akan ikut bereaksi mewujudkannya. Apalagi jika didukung oleh doa. Ingat, apapun yang terjadi dalam hidup ini selalu ada tangan Allah didalamnya. Dan kekuatan doa pun tidak ada yang bisa menandingi. Sama seperti kepercayaan. Jika berbicara logika, tidak ada bukti valid atau fakta teori tentang Tuhan. Namun kepercayaan/keyakinan 'didalam diri' yang membuat manusia percaya bahwa Tuhan itu ada. Di agamaku dijelaskan tentang Rukun Iman. Iman yang artinya percaya/yakin. Dan dengan rukun iman itu pula, aku yakin bahwa Allah SWT itu ada dengan segala ke-Maha-an-Nya.

Lagi lagi energi yang berada didalam diri. Yakin ada di dalam diri. Percaya ada didalam diri. Kenapa? Karena semakin dalam menyelami diri sendiri, maka akan semakin luas penglihatan aku u tuk dunia luar. Jika orang lain saja percaya dan yakin akan kemampuan yang kamu miliki, kenapa malah jadi kamu yang tidak yakin dan ragu akan diri sendiri? Percaya, setiap orang itu spesial dan memiliki 'sesuatu yang luar biasa' yang ada pada diri masing-masing. Pertanyaannya, akan terus disembunyikan atau coba dikeluarkan? Ingat, kamu adalah apa yang kamu pikirkan :)


Semoga menginspirasi!


Di tulis pada Ramadhan hari ke tiga :)
Jakarta, 30 Mei 2017

Read More

Senin, 15 Mei 2017

Kodaline - High Hopes


But I've only got myself to blame for it
And I accept it now
It's time to let it go, go out and start again
But it's not that easy

But I've got high hopes
It takes me back to when we started
High hopes, when you let it go, go out and start again
High hopes, oh, when it all comes to an end
But the world keeps spinning around


Harapan masa depan yang tinggi? Masa lalu yang masih membayangi? Keresahan hidup di masa kini?

Setiap orang pasti memiliki masa lalunya masing-masing. Dan masa lalu itu tidak bisa dihapus, dihilangkan atau bahkan dirubah oleh apapun. Seseorang ada karena masa lalunya. Sedikit banyak masa lalu akan berpengaruh dalam karakter atau hidup seseorang setelahnya. Tergantung tindakan kita, memanfaatkan masa lalu sebagai bahan pembelajaran kedepannya atau terus terbelenggu dengan segala perasaan di masa lalu? 

Bagaimana rasanya hidup di masa sekarang dengan semua rasa yang ada di masa lalu? Segala perasaan yang 'belum selesai'? Rasa marah, rasa kecewa, rasa dendam atau bahkan rasa bersalah? Sudahkan kamu berdamai dengan masa lalu? Sudahkan kamu menerima masa lalu mu?

Relakanlah, terimalah, lepaskanlah, berdamailah dengan semua rasa meskipun itu tidak mudah. Karena jika tidak, sampai kapan kamu akan terus menjalani hidup dengan bayang-bayang masa lalu? Seperti rantai gajah. Langkah terasa berat. Sulit. Tidak bebas. Sakit.

Percayalah, masa lalu yang ada akan mengajarkan kamu untuk jauh lebih hebat, jauh lebih kuat dan jauh lebih bijak kedepannya.

Lepaskan semua beban yang ada dan berdamailah dengan masa lalu. Siapkan keyakinan yang kuat dan tak lupa harapan untuk menyambut esok hari yang pasti lebih baik :)

Terinspirasi dari lagu Kodaline - High Hopes disaat seseorang menceritakan masa lalunya dan berada di titik terpuruk dalam hidupnya. Entah kenapa ada perasaan empati dan ikut merasa sedih saat mendengarkan setiap nada dan kata dalam lagu ini.



Jakarta, 14 Mei 2017


Read More

Rabu, 03 Mei 2017

Berkenalan Dengan Kata Cukup

Cukup lebih baik cukup,
foto : pinterest

"Cukup" adalah satu kata sederhana yang memiliki arti dalam jika kita mencoba untuk menyelaminya. Terkadang manusia dalam hidupnya dituntut untuk mengejar mimpinya masing-masing. Saat masih kecil, Guru di sekolah selalu mengatakan sebuah kalimat 'gantunglah cita-citamu setinggi langit' dan rasanya kalimat tersebut terpatri dalam otak manusia sedari dini. Sehingga ketika sudah dewasa, timbul lah pola pikir untuk terus mengejar segala keinginan dalam hidup, mengejar dan terus mengejar sampai dapat. Menjadi manusia yang hidup hanya berfokus pada semua harapan dalam hidup. Dan rasa-rasanya sulit untuk berkata 'cukup' pada diri sendiri. Setelah itu timbul lah rasa kecewa teramat dalam yang diakibatkan harapan yang tidak sesuai dengan kenyataan. Bukankah harapan dan kecewa berbanding lurus? Makin tinggi harapan seseorang, maka peluang untuk kecewa pun sama tingginya. Saat itu lah moment yang tepat untuk mengajukan pertanyaan "apa sebenarnya tujuan kamu hidup di dunia?"

Pernyataan diatas bukan berarti manusia harus pesimis dan menerima semua dengan rasa pasrah tanpa berusaha sebelumnya. Bukan berarti manusia tidak boleh memiliki harapan dan cita-cita dalam hidupnya. Berkenalan dengan kata cukup mengajarkan untuk merasa cukup dalam banyak hal. Mengajarkan bahwa segala sesuatu milik yang Maha Kuasa. Seperti perasaan, kesehatan, uang, jabatan, materi, alam semesta dan lainnya. Berkenalan dengan kata cukup juga mengajarkan untuk menjauhi salah satu sifat setan yaitu, serakah. Mengajarkan untuk merasa bahagia apapun yang sudah Allah beri untuk kita. Mengajarkan bahwa ada beberapa hal yang tidak bisa dipaksakan jika memang bukan takdir kita, meskipun kita sudah sangat merasa lelah berusaha dan berdoa. Mengajarkan untuk menerima, menerima dengan hati yang ikhlas.

Berkenalan dengan kata cukup. Ya, kalimat itu terus berulang di kepala ku akhir-akhir ini. Aku wanita yang cukup ambisius dalam mengejar sesuatu, beridealis tinggi dan juga optimis berlebihan dalam segala hal. Ternyata, hidup bukan melulu tentang mengejar. Bukan melulu ingin menjadi yang terbaik dalam segala hal. Bukan melulu untuk menjadi pemenang atau pecundang. Bukan melulu tentang 'membuktikan' siapa ke siapa. Bukan melulu tentang banyak hal yang ingin dipamerkan di media sosial. Dan bukan melulu tentang mengejar hal hal bersifat duniawi sehingga lupa bagaimana cara untuk menikmati hidup. 

Kalo dulu selalu bilang ingin memberikan yang 'terbaik' dalam segala hal, sekarang aku rubah sedikit menjadi ingin 'lebih baik' dalam segala hal. Karena pada akhirnya, mencari atau menjadi yang terbaik itu tidak akan ada habisnya. Rasa ingin menjadi yang terbaik, rasa yang tidak ingin dikalahkan oleh siapapun dan apapun. Harus menjadi terbaik dalam segala hal. Padahal semua memerlukan proses. Memerlukan proses lebih baik, dan lebih baik lagi. Setiap manusia memiliki step yang berbeda untuk 'berproses' menjadi manusia yang seutuhnya, maka menjadi yang terbaik diantaranya sungguh sesuatu yang keliru bukan? Sama seperti dalam mencari pasangan hidup. Salah satu temanku pernah berkata "daripada sibuk mencari pasangan yang lebih baik dari sekarang, kenapa tidak berpikir bagaima caranya menjadi lebih baik bersama?" dan aku setuju. Terus mengupgrade diri, terus belajar, terus memahami, terus berusaha, terus bersyukur dan semua itu bukan untuk menjadi yang terbaik, akan tetapi menjadi pribadi yang lebih baik.

Tulisan ini dibuat dari hasil pemikiran ku akhir-akhir ini. Ditulis bukan maksud untuk menyindir atau mengajak apalagi memaksa kamu untuk berpikiran sama dengan ku, sama sekali bukan. Jika ada yang keliru, mohon di maafkan. Dan jika ada yang ingin sharing hal ini lebih jauh, aku dengan senang hati membahasnya :) 

Terimakasih untuk seseorang yang sudah mengajarkan aku secara tidak langsung untuk berkenalan dengan kata cukup. Mari kita mensyukuri apa yang sudah ada, dan menaruh banyak harapan diatas langit untuk keesokan harinya. Semoga segala keinginan kita di masa depan, Allah ridhai dunia akhirat. Percaya bahwa rahmat Allah selalu datang bagi mereka yang bersyukur. Semoga menginspirasi!


Jakarta, 3 Mei 2017
Pukul 20.52 WIB


Read More

Total Tayangan Halaman

NungaNungseu. Diberdayakan oleh Blogger.