MEANING OF LIFE, JOURNEY, TRAVELLING AND HAPPINESS

Senin, 30 Juni 2014

7 alasan Ramadhan kali ini terasa berbeda


Selama saya tinggal di Bandung 3 tahun terakhir ini, kali ini adalah puasa pertama saya di kota kelahiran saya yaitu Bandung. Hmmm ga jauh-jauh amat sih perbedaan nya sama di Bogor cuman saya dapet experience tersendiri. Ya emang sih saya lebih suka cari sesuatu atau pengalaman baru setiap waktu selagi ada kesempatan, enjoy, nikmati dan syukuri! :) Ini ada beberapa hal yang berhasil saya teliti 2 hai terakhir siang-malem di LAB kenapa Ramadhan kali ini terasa berbeda.

1. Di awal Ramadhan ini saya ada suatu 'tanggung jawab' yang harus dilakukan yaitu lagi belajar menjadi seoarang EO, EO bukan bimbingan belajar ya, bukan juga buat persiapan pernikahan, dan bukan pula singkatan mata kuliah Perilaku Organisasi *eh tapi ini agak sedikit nyambung deng*
Event Organizer orang-orang yang punya ide/konsep kreatif dan direalisasikan dalam sebuah acara wadeuh gaya yah?  tapi ini buka EO biasa, EO yang berasal dari sebuh radio streaming dan ini yang buat saya tertarik dan 'komit' didalamnya. Dunia radio dunia broadcasting. Saya masih sangat belajar disini, meski di kampus sebelumnya saya adalah anak organisasi yang pernah beberapa kali selama dua periode mangadakan berbagai acara kampus. Banyak orang yang nanya kenapa sih nunga itu sok sibuk, segala sesuatu harus di-coba-in, di-rasa-in, di-laku-in kenapa? jawaban saya cuman satu, nikmati masa muda lo dengan berbagai hal! jadikan masa muda cerita menarik yang bakalan lo ceritain ke anak-cucu lo kelak! masa muda lo yang bakal jadi inspirasi bagi banyak orang! masa muda lo dengan segala pilihan yang yang buat hidup lo asik, keren dan puasssss! *semangat anak muda* 
Hubungannya apa yah ama Ramadhan? hubungannya adalah rasa sayang aku sama kamu yang poleper apter muah :p

2. Umur saya sekarang 21 tahum, disebut dewasa saya belum bisa meng-ansuransikan kalo saya adalah orang dewasa. Disebut anak kecil juga kayaknya engga deh, karena bulan puasa kali ini saya ga main kembang api, petasan, bawa makanan ke masjid pas solat  taraweh dan kelakuan konyol lainnya. Anak muda? kaya sosok yang pas hehe. Apa hubungan nya sih usia sama nuansa Ramadhan? apa ya, ya itu dia alasan-alasannya ada di atas.

3. Media juga sangat bepengaruh besar loh untuk menciptakan suasana-suasana, misal kaya suasana Ramdhan kali ini yang belum terasa di media. Menurut prediksi saya, alasannya ada dua yang pertama yaitu media lagi sibuk kampanye dan persiapan Pilpres 9 Juli mendatang. Dan yang kedua adalah media lagi sibuk nayangin PIALA DUNIA dan mulai banyak prediksi gurita-gurita siapa yang akan menjadi pemenang Piala Dunia 2014.

4. Alasan ke-empat, saya nya aja yang belum punya kesibukan atau rencana kedepan selama bulan Puasa Ramdhan ini.

5. Alasan ke-lima adalah saya kangen makan opor ayam dan rendang buatan Ibu, ini beneran.

6. Alasan ke-enam ya saya nya aja yang cari-cari alasan biar sampe ada 7 alasan

7. Akhirnya sampe juga di alasan ke-tujuh, ini alasan terakhir kenapa nuansa Ramadhan kali ini terasa memudar karena yaitu saya selalu merasa setia bulannya adalah bulan yang penuh suci dan barokah

Demikian tujuh alasan kenapa nuansa Ramadhan ini terasa berubah, makin bawah makin absurd? haha iya ga sih? well ini blog yang sebenar nya ga harus kamu baca, blog yang sama sekali tidak membuat anda menjadi lebih pintar/cantik/ganteng dan dapet pacar. Cuma tulisan biasa, iya biasa yang nanti akan menjadi sesuatu yang luar biasa.

Tadi pagi denger sebuah quote, bunyi nya kaya gini "Hidup ini bisa di sebut cocok atau juga tidak. Kalo segala sesuatu yang kamu inginkan terlaksana pasti kamu mengatakan hidup ini begitu 'cocok'. Tapi ketika segala sesuatu yang kamu inginkan tidak terlaksana pasti kamu mengatakan hidup ini sangat 'tidak cocok'. Padahal kalo segala sesuatu yang kamu inginkan semua terlaksana maka hidup kamu akan menjadi biasa aja.

Selamat Berpuasa, sampai ketemu Lebaran nanti!
Buka puasa hari ini sama apa ya? :)

Read More

Minggu, 22 Juni 2014

Hidup Ini Pilihan, Bukan?


"Life is a choice, please the right one" inget quote atau kata kata itu ada dimana?
secara ga sadar semua pelajar yang ada di Indonesia pasti tau kalimat itu, kalimat yang ada di bawah halaman buku sinar dunia *yah sebut merek*
Read More

Kamis, 19 Juni 2014

Kegalauan Mahasiwa (menuju) Tingkat Akhir


Setelah habis muter-muter se-Kota Bandung cari buat magang kerja alias KPK (Kuliah Praktek Kerja) dari kampus. Iya deh iya tau deh tau mahasiswa (menuju) tingkat akhir memang di 'paksa' harus ngikutin segala kurikulum atau sistem yang sudah ada. Well saya sih ngejalaninnya dengan fun (semoga beneran fun ya) pasti niatnya baik dan Insyaalloh kedepannya akan mendatangkan kebaikan juga.

Perbincangan sore itu di kantin kampus, niat nya sih cuman nunggu temen yang lagi nge-juriin calon kandidat ketua himpunan periode depan. Tapi tanpa sadar saya sama temen si bebep ae bercerita panjang lebar tentang ke-galauan "Mahasiswa (menuju) Tingkat Akhir" 

Banyak banget yang kita obrolin, melebar kesana-sini dari mulai sisitem pendidikan yang ada, betapa pendidikan moral dan attitudes adalah nomor wahid dibanding pendidikan akademik yang sudah ada. Style anak muda zaman sekarang (khususnya wanita), tempat kuliner yang ada di Bandung, obrolan-obrolan untuk menjadi mahasiswa anti mainstream, masa muda yang harus benar-benar dinikmati sampai obrolan di titik ke-galauan luar biasa setelah 'kita' lulus kuliah akan berkiblat kemana?

Banyak kesamaan pikiran diantara saya dan bebep ae. Obrolan terakhir itu mengerucut dan terus mengerucut  hingga sampai pada titik super galau. Saya memang orang yang suka ngobrol, saya suka cerita, saya suka bicara. Bukan tanpa alasan tapi memang kodrat saya seperti itu dari dulu. Ternyata yang saya rasakan akhir-akhir ini juga dirasakan oleh dia. Kalo liat track record *hehe* ke belakang ya, bebep ae ini adalah pasangan sejati saya untuk mencapai segala keinginan-keinginan yang ada di kampus, mulai dari beasiswa yang ada, beswan djarum, sampai pertukaran pelajar ke Jepang. And well hasil yang selalu kita dapetin itu semuanya BELUM sesuai dengan keinginan kita. Bisa dibilang bebep ae ini adalah pasangan duka-suka bersama hehe

Pemikiran saya dan ae untuk out of the box sebagai seorang mahasiswa atau menghabiskan masa mudanya 'sesuai keinginan' ternyata harus dibayar dengan realita yang ada. Terasa sulit untuk menjadi 'berbeda' dari yang lain, banyak banget hambatannya. Hambatan disini lebih kepada hambatan didalam diri masing-masing. Gejolak yang ada, kaya ada pro dan kontra di dalam hati #ciyeeh

Kenapa sih yang lain pada santai? apa mereka ga punya tujuan atau mimpi kedepannya bakal jadi apa? atau mereka sudah pasrah dengan realita yang ada sebelum bertempur? atau kita berdua yang mempunyai mimpi besar dan takut sebelum memulai? ah sudahlah~

Oke lanjut ke bahasan awal mengenai kegalauan seorang mahasiswa (menuju) tingkat akhir. Setelah lulus nanti dan menggelar SE kita bakalan kemana? ngapain? dimana? jadi apa? dapet gajih berapa? sukses atau engga? bahagia atau engga? itu semua pertanyan yang selalu hinggap di kepala saya akhir-akhir ini. Ini terasa menjadi sulit, banyak sekali pertimbangan dan tekanan bagi sana sini untuk seorang wanita. Keliatannya lebay ya? atau mungkin segala ketakutan di dalam hati saya yang buat ini semua terasa sulit dan lebay?

Di awal saya memutuskan untuk kuliah ambil bidang ekonomi dan jurusan manajemen, saya kepengennya kerja di Bank. Tapi saya gamau mendapatkan uang dari ketidak-bebasan waktu, terikat dan rutin menjalankan hal yang sama. Intinya saya gamau jadi pekerja. Saya pengen jadi broadcaster, pengusaha wanita sukses, jalan-jalan tapi dapet duit, jadi motivator yang sellau menjadi sumber inspirasi kaya miss Mery Riana dll. Problematika dan perdebatan hati terus bergejolak semakin hari sampai menuju semester terakhir dalam kuliah saya. Saya tau, hidup adalah pilihan. Lakukan apa yang pengen kamu lakukan! Pejamkan mata dan coba rasakan hati kamu bergerak kemana. Seseorang mengatakan kepada saya, bahwa segala sesuatu yang dipikirkan pasti yang dibayangin plus-minus nya, pro-kontranya kaya gimana, jangka panjangnya seperti apa, terus nanti ditambah segala ketakutan-ketakutan yang belum terjadi. Tapi kalo dirasakan oleh hati, yang kita bayangin adalah plus atau kesenangan-kesenangan saja, membayangkan nya saja sudah senang apalagi merealisasikannya?

Saya sedang mengurangi hal itu, saya mulai mencoba mengambil keputusan atau melakukan sesuatu berdasarkan hati kecil saya, tanpa pemikiran yang panjang ataupun kolot. Hidup ini untuk dinikmati bukan? bukan untuk dipikirkan hingga dahi berkerut dan semeua terasa buntu atau berada pada titik yang sama terus menerus. Saya tau  berbicara seperti ini 1000 kali lipat jauh lebih mudah dibandingkan melakukannya, tapi lewat tulisan ini saya mengajak kamu untuk tidak seperti saya, open mind dan menikmati segala yang ada.

Terapi berpikir memang sangat diperlukan, masa muda yang penuh ke-galauan? ah sudahlah  mungkin ini yang disebut sebagai titik nol kaya kata-kata nya Soe Hoek Gie. Setelah melewati titik nol, akan menjadi titik balik dalam hidup kita, terus meroket ke atas atau turun merosot ke bawah? jawabannya ada di hati masing-masing. Mempertahankan idealis atau menyerah pada realita yang sudah ada. Apakah benar masa depan adalah sebuah ketidakpastian?

Semoga bermanfaat :)
Read More

Selasa, 17 Juni 2014

Tukang Becak dan Aku?

"Suatu malam kota Bandung di guyur hujan. Tepatnya di jalan yang biasa saya lewatin ketika pulang ke rumah. Nama daerah itu Antapani. Di depan terlihat ada tanjakan dan sedikit macet, saya yang biasa menggunakan motor setiap harinya memilih menyalip lewat jalan kiri. Di depan saya, ada sebuah pemandangan yang menyeret hati, menyeret hati sangat dalam. Dengan susana sedang hujan, saya melihat seorang tukang becak sedang mengayuh becaknya, si bapa itu sedikit kesulitan ketika harus melewati tanjakan karena dia harus mengantar dua penumpang ke tujuannya. Dia mendorong becaknya sekuat tenaga. Otot-otot di betis kedua kakinya sangat terlihat jelas, karena bapa itu mamakai celana pendek. Kaos kaki lusuhnya masih terus dipakai bersamaan dengan sepatunya yang sudah tidak layak pakai. Setelah melewati tanjakan, si bapa mulai mengayuh lagi becaknya sambil membenarkan jas ujan yang melekat di badannya karena terkena angin. Jas hujan dari plastik biasa, yang begitu tipis dan saya yakin tidak melindungi seluruh badannya dari dinginnya air hujan."

Miris sekali rasanya liat kejadian itu tepat di depan mata saya. Ketika saya menyalip becaknya di jalan kanan, saya melihat senyuman di wajah si bapa sambil terus menggoes becaknya, melawanya derasnya air hujan yang hinggap di mukanya atau melawan dinginnya malam dengan jas ujan berbahas plastik tipis.

Ya Allah rasanya terharu sekali melihat kejadian itu. Getirnya hidup sangat dirasakan bagi mereka yang serba kekurangan. Kebosanan hidup dirasakan bagi mereka yang hidup dengan penuh kelebihan. Kekurangan hidup dirasakan bagi mereka yang mungkin sudah lupa rasanya bersyukur seperti apa. Kadang pake motor aja saya masih suka ngeluh dan merasa kurang, hujan sedikit malah marah-marah, uang mulai habis minta tambahan ke orang tua, temen ngajak main diturutin semua demi sebuah prestise belaka dan biar keliatan gaul didepan orang-orang. Apakah kamu termasuk seperti itu? :)

Hidup ini lucu ya? Banyak yang merasa kekurangan, banyak juga yang merasa berlebihan tetapi selalu merasa kekurangan. Yang paling bahagia adalah mereka yang selalu merasa cukup meski hidup dengan segala kekurangan. Ada yang bilang uang bukan yang utama dalam mencapai titik kebahagiaan, ada juga yang bilang orang munafik lah yang percaya bahwa uang sama sekali tidak memberikan kebagiaan dalam hidup seseorang. Yap berbagai spekulasi dibicarakan orang-orang, namun saat ini saya belum menemukan mana yang sesuai. Hidup ini penuh warna, hitam putih, manis pahit, asam asin semuanya ada. 

Melihat kejadian tersebut, saya menyadari satu hal, dalam kondisi sesulit apapun tetaplah tersenyum, berusaha keras dan yakinlah semua akan baik-baik saja. Bersyukur apa yang sudah Allah kasih sampai saat ini, bersyukur atas nafas yang masih Allah berikan sampai detik ini, bersyukur atas segala fitrah yang tetap ada dalam didalam diri. Maaf ya Allah, saya selalu lupa mengucap syukur pada-Mu.


-Semoga bermanfaat, 17 Juni 2014-

Read More

Total Tayangan Halaman

NungaNungseu. Diberdayakan oleh Blogger.